Mengenal Lebih Jauh Perbedaan Geotextile Woven dan Non Woven

September 28, 2021

Penggunaan geotextile terus berkembang selama beberapa tahun terakhir. Geotextile pada awalnya berasal dari tekstil yang sudah ada yang tersedia di pasaran, seperti karpet dan kain pelapis. Sekarang geotextile telah memodifikasi untuk memberikan peningkatan manfaat bagi konstruksi jalan raya. Meskipun ada dua jenis utama Woven (anyaman) dan Non Woven (bukan tenunan), sering kali masih ada kebingungan mengenai produk mana yang akan digunakan. Kesalahpahaman umum tentang fungsi geotextile woven vs. geotextile non woven seringkali dapat menyebabkan kita kebingungan. Kali ini kita akan membahas secara rinci tentang dua jenis utama geotekstil dan fungsinya.

Woven Geotextile

Geotekstil woven generasi pertama terbuat dari pita celah. Pita celah adalah benang datar yang diekstrusi yang ditenun pada sudut 90 derajat untuk menghasilkan tekstil yang tahan lama. Bahan baku material ini adalah Polypropylene polymer (PP) dan ada juga dari Polyester (PET).

Karena Geotextile jenis ini mempunyai tensile strength (kuat tarik) yang lebih tinggi dibandingkan dengan Geotextile Non Woven (sekitar 2 kali lipat untuk gramasi atau berat per m2 yang sama), maka Geotextile Woven mempunyai fungsi sebagai bahan stabilisasi tanah dasar (terutama tanah dasar lunak).

Geotextile Non Woven

Geotextile Nonwoven adalah jenis Geotextile yang tidak teranyam, berbentuk seperti karpet kain. Umumnya bahan dasarnya terbuat dari bahan polimer Polyesther (PET) atau Polypropylene (PP). Bentuk fisiknya berbeda dari woven geotextile lebih mirip seperti karpet oleh karena itu banyak yang menyebut geotextile non woven ini sebagai karpet jalan.

Geotextile non woven selain berfungsi sebagai separator timbunan juga berfungsi sebagai lapis perkuatan untuk mencegah bercampurnya tanah dasar dengan agregat timbunan di atasnya.

Pada fungsi separator dan lapis perkuatan, penggunaan produk mampu meningkatkan parameter kuat geser tanah yang menopang struktur bangunan diatasnya.

.